Minggu, September 12, 2010

Angkringan


Pernahkah anda mengunjungi sebuah warung makan???
Warung makan ini mungkin takkan anda temukan di kota-kota lain. Pernah saya mencoba untuk mencari warung seperti ini di daeah Probolinggo, Pasuruan, Yogjakarta dan Solo. Tapi hasilnya kosong, saya tak menemukannya. Inilah warung khas kota reog Ponorogo. Warung ini biasa di kenal dengan nama angkringan. Bila berkunjung di daerah jalan Pramuka bila pagi sampai sore hari atau pada jalan Suromenggolo atau biasa di kenal dengan jalan Baru pada pukul 19.00 sampai tengah malam, pastinya anda akan menjumpai tempat angkringan yang sangat banyak. Mungkin karna jalan itu tergolong baru di Ponorogo maka di kenal dengan jalan Baru. Warga luar kota yang ingin mengunjungi tempat ini tak usah susah-susah untuk menghafal nama jalan. Angkringan ini berdekatan dengan stadion Baoro Katong, GOR Singgodimejo, gesung Kesenian dan juga Sket Park. Pastilah mudah mendapatkan posisi gedung-gedung tersebut. Dengan itu akan mendapatkan tempat angkringan yang sangta terkenal di kalangan pelajar Ponorogo. Bila melaui terminal Seloaji bisa ditempuh sekitar 15-20 menit.
Sebuah warung terbuka berukuran 2 x 5 meter berdiri berjajar atas trotoar jalan dan bawah pohon besar nan rindang. Tak ada dinding , karna dindingnya hanya terbuat dari selembar kain yang di ikatkan pada dua bambu. Atapnya terbuat dari terpal yang di sangga oleh rangkaian bambu yang kokoh dan tingginya sekitar 2 meter. Jangan harap anda akan mendapatkan sebuah kursi disana. Karna di tempat itu terkenal dengan istilah lesehan. Yaitu duduk di alas yang berupa tikar atau karpet. Tersedia meja kecil panjang di setiap alas. Di atas meja tersebut tersedia berbagai macam gorengan, jajanan, aqua dan juga nasi kucing. Tersedia banyak menu makanan atau minuman disana, yang paling terkenal adalah jadah bakar. Lebih enak lagi bila di makan dengan segelas kopi atau teh hangat. Kadang tempatnya pun bisa memilih sendiri, di dekat jalan raya atau di taman belakang angkringan. Sambil bersantai, bercanda atau berbincang-bincang dengan keluarga maupun teman sembari menikmati menu yang ada. Dengan hanya membawa uang Rp 5.000,- anda akan puas menyantap semua hidangan yang ada di sana.
Masalah kemanan tak usah di ragukan lagi. Walau dekat dengan jalan raya tempat ini tergolong sangat aman. Kehidupan sosial antara penjual, pelanggan atau warga sekitar juga terjalin sangat baik. Walau terlihat kehidupan mereka sangatlah keras. Tenpa beban mereka memberi senyum terbaik bagi siapapun yang datang tanpa pandang bulu. Mereka sangat baik tanpa pamrih membantu siapa saja yang membutuhkannya. Kadang tanpa malu bercengkrama akrab dengan pengunjung. Tanpa minder atau malu menceritakan lika-liku kehidupan yang sarat akan makna di balaut dengan pegorbanan, perjuangan serta pengalaman yang membekas. Pengalaman yang takkan perna didapat oleh orang lain.
Itulah salah satu tempat nyaman untuk berbincang-bincang atau tempat meluangkan waktu kosong. Di temani alam bebas dan orang-orang terdekat kita. Ingin lebih tau mengenai tempat ini???. Maka jangan lewatkan hari anda untuk mengunjungi angkringan khas Ponorogo.

KEDISIPLINAN ONLY TALK NO ACTION ! ! !

Dalam bab XIV pasal 50 ayat 3 undang-undang no.20 tahun 2003, tentang sistim pendidikan nasional yang di sebutkan bahwa pemerintah daerah harus mengembangkan sekolah bertaraf internasional sekurang-kurangnya satu, dan dalam hal ini ponorogo mulai mewujudkannya. SMA 1 yang tahun ini Alhamdulillah bisa masuk ke dalam jajaran Rintisan Sekolah Berstandar Internasional atau yang biasa kita kenal RSBI. Sekolah yang berlambangkan ganesha ini memang menjunjung tinggi pendidikannya, tak khayal SMA 1 ponorogo terkenal sekolah yang favorit dan tak mau kalah dalam hal akademik maupun non akademik. Tentu bukan hal yang mudah untuk menjadikan SMA 1 sebagai SMA RSBI. Perlu melakukan berbagai hal yang untuk mewujudkan semua itu. Mulai dari sekolah harus berakreditasi A, memiliki tenaga kerja yang kompeten dan pelajaran mengunakan pengatar bahasa inggris, kepala sekolah yang berkopenten pula, 30 persen gurunya harus berwalifikai S2, cukupnya sarana dan prasarana, kelas yang multimedia, mempunyai dana yang cukup untuk membiayai pengembangan program RSBI, jumlah kelas minimal sembilan kelas, memiliki akses jalan yang mudah di lalui oleh kendaraan roda empat, lingkungan yang bersih, indah nan rindang dan juga kedisiplinan.
Tapi sayang kedisiplinan SMA 1 ini sangat amat kurang. Terlihat saat pagi hari waktu masuk kelas, saat upacara, dan saat ulangan berlangsung. Semua tata tertib sudah tersusun rapi dan bagus tapi tidak ada penekanan untuk tegas dalam hal disiplin. Sesuai dengan peraturan yang ada jam masuk sekolah adalah jam 07.00 WIB, dan jam 06.