Sebenarnya
aku udah lama pengen nulis tentang ketiga novel trilogi karya ayu utami ini,
kenapa? karena novel ini mencoba memutar ingatan kita tentang sejarah. Jadi aku
memang harus mengucapkan banyak teima kasih dengan adanya novel ini. Ketika
kamu tiba-tiba jatuh cinta dengn sahabat pacarmu, bagaimana perasaanmu? ini
bukan cuman kisah cinta remaja, tapi disana ada misteri, bukan misteri yang
mengandung banyak hantu-hantu kayak di film horor Indonesia ya.
Membaca novel
yang memadukan antara sejarah dan fiksi itu harus hati-hati, Mbak Aura
mahasiswa sejarah Univ. Gadjah Mada dia yang selalu baik menjelaskanku tentang
sejarah Indonesia secara detail, bukanya kenapa -kenapa tapi pertama kali aku
baca novel ini memang kesulitan dalam mencerna setiap kalimat, ya mirip mirip
mungkin susahnya kayak baca babat jawa. Apalagi dalam novel ini mengabungkan
antara luka pada masa PKI dan mitos jawa kuno. Novel manjali dan Cakrabirawa
ini banyak mengungkapkan candi dan gunung di jawa timur, berbeda dengan
novelnya Lalita yang banyak menceritakan tentang candi candi hindu budha
di wilayah jawa tengah serta erat kaitannya dengan penguasa laut selatan.
Sayangnya novel pertamanya yang berjudul 'Bilangan Fu' aku belum punya dan
belum baca, sampai sekarang masih proses mencari dan semoga cepet ketemu. amin.
Bermula dari
penemuan sebuah candi di Jawa Timur, namanya Candi Calwanarang,
Calwanarang dikenal sebagai janda nenek sihir yang hidup pada masa
kekuasaan raja Airlangga dan memiliki seorang anak bernama Manjali. Nama
“Manjali” yang kemudian berkaitan dengan “Marja Manjali". Candi bagi
masyarakat indonesia hanya peninggalan sejarah yang memiliki nilai mistis
tinggi. Namun, dalam novel ini penulis ingin mengkritik bahwa sebenarnya candi
bukan hanya benda yang memiliki nilai mistis namun juga peradaban yang sangat
luar biasa khususnya berkaitan dengan arsitekstur masa lampau Indonesia.Candi
terbagi menjadi candi tempat ibadah dan candi makam. Candi yang berfungsi
sebagai tempat ibadah tentu saja memiliki “kiblat”-nya masing-masing.
Dikisahkan di novel ini, candi yang menganut kepercayaan Calwanarang
berkiblatkan Gunung Lawu. Sementara candi yang menganut kepercayaan Dewa Wisnu
berkiblatkan Gunung Pananggungan. Dalam novel ini juga banyak menjelaskan
perbedaan perbedaan bentuk candi dan acra hindu budha.
Sementara
itu, nama Cakrabirawa adalah sebuah nama keramat. Orang Jawa yang percaya
mistis percaya bahwa Cakrabirawa adalah nama hantu. Beda dengan orang yang
hidup jaman PKI, Cakrabirawa bagaikan sebuah kata yang membangkitkan trauma
jaman PKI. Cakrabirawa adalah nama pasukan yang melakukan pembunuhan tujuh
jenderal pahlawan revolusi. Novel ini mengajak untuk berterimakasih terhadap
pengkhianan pasukan Cakrabirawa. Karena bagaimanapun jika tidak ada cakrabirawa
yang bersekongkol dengan PKI, tidak mungkin Kekejaman PKI akan segera
terungkap. Pengkhiatan yang berbuah pengungkapan.
kalau pengen tau ending kisah cinta segitiga
antara Yuda, Marja dan Parang jati mending baca novelnya langsung biar seru.
Terima kasih sudah membaca.
Novel ini recomended
bagi kalian yang suka baca sejarah !!
Adanya novel
ini juga pembuktian bahwa 'novel itu gak cuman tentang roman picisan remaja
yang biasa ngomongin kisah percintaan'
2 komentar:
Nice Frista :)
aaa mbak aura makasi :)
Posting Komentar