Senin, Desember 15, 2014

Ranukumboloku yang malang

Tepatnya Juni 2014
Sebenernya aku yang pengen banget ke ranukumbolo, cerita berawal dari celetukan salah seorang temen dia bernama Herina dia bilang "kalau aku jadian nya di kapal jadi cover twitternya kapal, coba besok jadiannya di ranumbolo dengan langit penuh bintang pasti so sweet banget fris"
Jadi ceritanya kita berdua penggemar novelnya Doony Dirgantoro, pas pertama kali donny dirgantoro dateng ke jogjapun kita bela-belain dateng ke Ambarukmo plaza buat dapet tanda tangannya di novelku. Entah kenapa aku seneng banget kalau penulis itu mau tanda tangan di novelku, udah lama si aku baca novelnya dan akhirnya 12.12 filmya keluar, dan aku nonton daaaan akhirnya semakin memuncaklah pengen banget naik gunung gak usah sampai ke semeru dulu deh minimal awal-awal sampai ranukumbolo.
Dan pada disuatu hari aku bertemu dengan lelaki ini, aku biasanya memanggilnya "mas" lelaki yang selalu memanjakanku dengan piknik ke alam-alam yang indah. 
berawal dari kalimat "pengen ke ranukumbolo" dan akhirnya terwujud siapa lagi yang mewujudkannya kalau bukan mas reza, mei setelah muncak ke gunung Lawu akhirnya kita memutuskan berangkat ke ranukumbolo. Kalau gak salah mei ada pendakian masal, jadi kita berangkatnya juni. Dalam sehari max sekitar 500 pendaki yang boleh mendaki ki semeru, jadi tips sebelum berangkat mending booking dlu baru berangkat kesana ketimbang udah sampai sana dan gak boleh muncak. 

Perjalanan ini bener bener ngrasain namanya muncak, karna aku bawa carrier ku sendiri, aku bawa matras dan mas juga bawa carrier sendiri. Berat tau bawa carrier itu tapi seru banget. Walau carrier ku isinya makanan doang. Hahahaha, karna kompor, gas, panci, kompas, pisau, dan lain lain ada d carrier mas reza.
Kami sampai stasiun jam 08.00 dan melanjutkan perjalanan ke terminal pemberangkatan (tempat yang nantinya kita milih bakal naik pake truk atau jip) jadi sekarang pasar tumpang cuman tempat transit kalau pendaki belum belanja dan belum punya surat sehat. Kalau persyaratan belum lengkap hati-hati nanti kalian disuruh turun buat ngelengkapi persyaratannya. Mulai dari fotocopy ktp, surat sehat dan materai.  Menuju terminal yang disebut tadi kita naik angkota (angkutan kota) warna biru dengan membayar Rp.20.000 per orang, perjalanannya berapa jam aku lupa tapi pemandangannya indah banget, kamu bisa liat gunung arjuno selama perjalanan. Sampai diterminal tersebut kami memutuskan naik jib karna kami cuman ber-11 orang, satu jip itu Rp.500.000 tinggal dibagi aja tuh sebelas orang. Aku gak sempet banyak moto pemandangan perjalanan ke ranupani karna aku didalem jip, tapi pemandangannya indah bingit. :((
Dan kami sampai ranupani sekitar jam 10 pagi, dan sebelumnya bapak supir jib bilang "tumben musim panas gini semeru hujan, biasanya pertanda ada yang hilang" dan terettttt pas kita turun dari jib ternyata bener jam 11.00 siang semeru dinyatakan ditutup karna ada satu pendaki hilang.

jadi ceritanya mas berkacamata itu muncak hanya dengan aqua tanggung dan satu biskuit, dengan menggunakan celana batik dan kaos bola. masnya itu sendirian dan ikut kelompok lain biar ada temen muncak, pas temen temen kelompok itu cuman smapai kalimati mas bercamata kekeh mau muncak sampai mahameru, dan akhirnya dia muncak sendirian. Kata bapak penjaga semeru mas berkacamata diprediksi hilang di area blenk 75 jadi kalau kita turun dr mahameru bakal ada dua cabang jalan yang smaa persis yang satu ke jurang yang satu jalan sebenernya, dan jurang itu namanya area blenk 75. 

kami akhirnya memutuskan untuk mendirikan tenda di ranu regulo, ranu regulo itu gak jauh dari ranu pani berharapnya besok pagi akses jalan menuju ranumbolo dibuka dan kita bisa kesana. Dan ternyata kenyataan tak sesuai harapan, keesokan harinya semeru tetep ditutup dan para pendaki diminta turun semua, karna tim sar akan segera bergerak mencari mas berkacamata itu. Mas reza minta aku telfon rumah, takut bapak khawatir karna berita ituudah sampai mana-mana dan banyak banget media yang ngeliput. Sore hari kita packing dan menuju ranu pani ingin meminta kejelasan dan ternyata tetep ditutip dan akhirnya kami memutuskan untuk turun. 

Bukannya mau menyalahkan mas mas nya yang ilang tapi ya buat pembelajaran aja kalau ke gunung itu persiapannya yang matang mulai dari makanan kita sampai alat alat berupa kompas, sepatu yang dapat melindungi kaki kita juga. Mendaki gunung itu bukan rekreasi tapi sebuah perjalanan. aku inget kata bapak penjaga di resort ranu pani, beliau bilang "Kalau naik gunung jangan main main, banyak pendaki mengikuti tren di film 5cm, naik gunung pakai jelana jins bawa bekal ala kadarnya, peralatan tidak lengkap. Padahal mereka gak tau kalau dibelakang film masih banyak crew yang bawain bahan bahan kebutuhan dan alat-alat lainnya" begitu petuahnya, semoga ini juga jadi pembelajaran buat temen-temen semua, kesel sih kesel tapi mau gimana lagi coba.
tapi kita sempet poto di resort ini sebelum pulang. Hahaha. 
gagal ke ranukumbolopun tak apa, masih ada kesempatan lain untuk kesana lagi, Amiin. 
tak ada yang sia sia dalam sebuah perjalanan, perjalanan ini juga memberikan banyak pembelajaran untuk aku pastinya yang awam masalah naik gunung beda cerita kalau mas reza, dia mah hoby banget lah muncak gunung.
daadaaa, aku masi banyak cerita lainnya yang bakal aku tulis lain kali., hihihii

Tidak ada komentar: