Selasa, November 12, 2013

Manjali dan Cakrabirawa



Sebenarnya aku udah lama pengen nulis tentang ketiga novel trilogi karya ayu utami ini, kenapa? karena novel ini mencoba memutar ingatan kita tentang sejarah. Jadi aku memang harus mengucapkan banyak teima kasih dengan adanya novel ini. Ketika kamu tiba-tiba jatuh cinta dengn sahabat pacarmu, bagaimana perasaanmu? ini bukan cuman kisah cinta remaja, tapi disana ada misteri, bukan misteri yang mengandung banyak hantu-hantu kayak di film horor Indonesia ya.
Membaca novel yang memadukan antara sejarah dan fiksi itu harus hati-hati, Mbak Aura  mahasiswa sejarah Univ. Gadjah Mada dia yang selalu baik menjelaskanku tentang sejarah Indonesia secara detail, bukanya kenapa -kenapa tapi pertama kali aku baca novel ini memang kesulitan dalam mencerna setiap kalimat, ya mirip mirip mungkin susahnya kayak baca babat jawa. Apalagi dalam novel ini mengabungkan antara luka pada masa PKI dan mitos jawa kuno. Novel manjali dan Cakrabirawa ini banyak mengungkapkan candi dan gunung di jawa timur, berbeda dengan novelnya Lalita yang banyak menceritakan tentang  candi candi hindu budha di wilayah jawa tengah serta erat kaitannya dengan penguasa laut selatan. Sayangnya novel pertamanya yang berjudul 'Bilangan Fu' aku belum punya dan belum baca, sampai sekarang masih proses mencari dan semoga cepet ketemu. amin.

Bermula dari penemuan sebuah candi di Jawa Timur, namanya Candi Calwanarang, Calwanarang  dikenal sebagai janda nenek sihir yang hidup pada masa kekuasaan raja Airlangga dan memiliki seorang anak bernama Manjali. Nama “Manjali” yang kemudian berkaitan dengan “Marja Manjali". Candi bagi masyarakat indonesia hanya peninggalan sejarah yang memiliki nilai mistis tinggi. Namun, dalam novel ini penulis ingin mengkritik bahwa sebenarnya candi bukan hanya benda yang memiliki nilai mistis namun juga peradaban yang sangat luar biasa khususnya berkaitan dengan arsitekstur masa lampau Indonesia.Candi terbagi menjadi candi tempat ibadah dan candi makam. Candi yang berfungsi sebagai tempat ibadah tentu saja memiliki “kiblat”-nya masing-masing. Dikisahkan di novel ini, candi yang menganut kepercayaan Calwanarang berkiblatkan Gunung Lawu. Sementara candi yang menganut kepercayaan Dewa Wisnu berkiblatkan Gunung Pananggungan. Dalam novel ini juga banyak menjelaskan perbedaan perbedaan bentuk candi dan acra hindu budha.

 Sementara itu, nama Cakrabirawa adalah sebuah nama keramat. Orang Jawa yang percaya mistis percaya bahwa Cakrabirawa adalah nama hantu. Beda dengan orang yang hidup jaman PKI, Cakrabirawa bagaikan sebuah kata yang membangkitkan trauma jaman PKI. Cakrabirawa adalah nama pasukan yang melakukan pembunuhan tujuh jenderal pahlawan revolusi. Novel ini mengajak untuk berterimakasih terhadap pengkhianan pasukan Cakrabirawa. Karena bagaimanapun jika tidak ada cakrabirawa yang bersekongkol dengan PKI, tidak mungkin Kekejaman PKI akan segera terungkap. Pengkhiatan yang berbuah pengungkapan. 

kalau pengen tau ending kisah cinta segitiga antara Yuda, Marja dan Parang jati mending baca novelnya langsung biar seru. Terima kasih sudah membaca. 
Novel ini recomended bagi kalian yang suka baca sejarah !!
Adanya novel ini juga pembuktian bahwa 'novel itu gak cuman tentang roman picisan remaja yang biasa ngomongin kisah percintaan'



2 komentar:

aura cubanimita mengatakan...

Nice Frista :)

Unknown mengatakan...

aaa mbak aura makasi :)